Basis data NoSQL menjadi lebih populer karena kebutuhan akan solusi backend yang lebih fleksibel. Basis data ini menjalankan aplikasi yang memerlukan struktur data yang lebih fleksibel daripada yang dapat disediakan oleh basis data terstruktur tradisional. Platform database NoSQL kaya fitur yang kuat yang terkenal dengan database NoSQL termasuk MongoDB dan DynamoDB.
Panduan artikel ini akan membandingkan dua database ini untuk membantu Anda memilih yang tepat untuk proyek Anda.
Perbedaan antara MongoDB dan DynamoDB
Kedua database ini menawarkan fungsi dan set fitur yang sama; Namun, mereka berbeda melalui faktor-faktor penting. Faktor-faktor tersebut adalah;
Model dan skema data
DynamoDB menawarkan sejumlah tipe data yang tersedia, sementara item tunggal dibatasi hingga 400KB. Di sisi lain, MongoDB menggunakan format BSON untuk menyimpan datanya dalam dokumen dengan dukungan untuk variasi data yang lebih besar. Varietas data ini berkisar dari stempel waktu string hingga bilangan bulat dan tipe desimal yang berbeda. MongoDB mendukung ukuran dokumen hingga 16 MB, dan batas ini dapat diperpanjang dengan memecah data menjadi beberapa dokumen menggunakan GridFS.
Keamanan basis data
DynamoDB tidak terhubung langsung ke internet karena permintaan dirutekan melalui gateway API tempat AWS mengelola otorisasi. Di MongoDB, pengguna bertanggung jawab atas sebagian besar praktik keamanan. Praktik ini berkisar dari mengelola akses, merutekan lalu lintas, dan firewall, dll.
Pencadangan dan pemulihan
MongoDB Atlas mendukung pencadangan cloud berkelanjutan dan sesuai permintaan, meskipun memerlukan lebih banyak konfigurasi daripada DynamoDB untuk mendapatkan semuanya dikonfigurasi dengan benar. Di sisi lain, DynamoDB menawarkan replikasi data Multi-wilayah dan Multi-AZ secara langsung sebagai bagian dari layanan AWS. Ini mendukung pencadangan sesuai permintaan dan otomatis dengan pemulihan tepat waktu.
Kueri dan indeks data
MongoDB lebih fleksibel dalam mengkueri data karena memungkinkan pengguna untuk mengagregasi dan mengkueri data secara lokal dalam banyak cara, seperti:
- Kunci tunggal
- Rentang
- Perjalanan grafik
- bergabung dll.
Di sisi lain, DynamoDB secara lokal hanya mendukung kueri nilai kunci namun memungkinkan pengguna melakukan agregasi kompleks menggunakan layanan AWS lain, yaitu Amazon Redshift. Masalah dengan menggunakan layanan yang berbeda adalah meningkatnya biaya, latensi, dan kompleksitas.
MongoDB mendukung berbagai jenis pengindeksan seperti TTL majemuk, hash, wildcard, teks, larik, dll.... dan indeks sangat konsisten dengan data yang mendasarinya, sementara DynamoDB mendukung dua jenis indeks sekunder. Indeks tersebut adalah Indeks Sekunder Global (GSI) dan Indeks Sekunder Lokal (LSI).
Lingkungan dan strategi penerapan
Perbedaan yang paling menonjol antara kedua database ini adalah bahwa MongoDB adalah platform-agnostik sementara DynamoDB terbatas pada AWS. Ini berarti bahwa dengan Mongo DB, pengguna dapat mengonfigurasi database untuk dijalankan di mana saja dari mesin lokal pengguna atau penyebaran di lokasi ke penyedia cloud mana pun. Di sisi lain, DynamoDB hanya mengizinkan pengguna untuk mengonfigurasi dan menggunakannya melalui AWS, meskipun DynamoDB menawarkan versi yang dapat diunduh untuk pengujian dan pengembangan.
Memilih antara MongoDB dan DynamoDB
Memilih database yang sesuai tergantung pada beberapa faktor seperti:
- Penerapan
- Fungsionalitas
- Persyaratan penyimpanan
- Persyaratan pengguna dll.
MongoDB dan DynamoDB tidak dapat dibandingkan secara langsung karena mereka menargetkan kasus penggunaan yang berbeda. Misalnya, DynamoDB adalah layanan database NoSQL terkelola, sedangkan MongoDB adalah perangkat lunak database NoSQL. MongoDB Atlas adalah satu-satunya edisi MongoDB yang dapat langsung dibandingkan dengan Dynamo DB.
DynamoDB menawarkan yang terbaik di area berikut jika Anda menggunakan sistem gema AWS untuk menerapkan dan mengelola aplikasi:
- Kompatibilitas
- Kemudahan penggunaan
- Integrasi
Satu-satunya kelemahan utama dengan DynamoDB adalah vendor mengunci pengguna tanpa mengubah lingkungan penerapan dengan cepat. Sementara itu, MongoDB Atlas membebaskan pengguna untuk menggunakan penyedia cloud yang didukung untuk membuat cluster database MongoDB dan Pindah ke database MongoDB lokal dengan konfigurasi minimal.
Dalam argumen ini, MongoDB memiliki keunggulan dibandingkan DynamoDB karena fitur-fiturnya disetel untuk mengelola kumpulan data yang mendasarinya dengan validasi skema asli, dukungan beberapa jenis indeks, dll. Seorang pengguna dapat mengonfigurasinya untuk memenuhi kebutuhan database.
Kesimpulan
MongoDB dan DynamoDB keduanya merupakan database solid yang mendukung berbagai kebutuhan pengguna. Namun, pengguna perlu mempertimbangkan saat memilih opsi terbaik dengan hati-hati. Artikel ini telah menguraikan dua basis data ini, dan kami berharap dapat membantu dalam memilih di antara keduanya. Jika ada masalah, Anda dapat menulis kepada kami di bagian komentar, dan kami akan menghubungi Anda kembali.